Minggu, 28 April 2013
Clonorchis sinensis
Taksonomi
Kerajaan: Animalia
Phylum: Platyhelminthes
Class: Trematoda
Ordo: Opisthorchiida
Subordo: Opisthorchiata
Famili: Opisthorchiidae
Genus: Clonorchis
Species: Clonorchis sinensis
Penyebaran
Clonorchis Sinensis ditemukan terutama di Asia timur dan selatan juga di Asia Pasifik.Cacing ini menyebar di berbagai negara seperti China, Korea, Vietnam, Taiwan, jepang, dan lain-lain. Penyakit yang di temukan di indonesia bukan infeksi autokon.
Habitat
Dalam daur hidupnya Clonorcis sinensis mempunyai dua hospes parantara dan hospes definit.Hospes perantara pertamanya bekicot terutama Parafossarulus manchouricus,spesies dari genus Bulinus ,Bythinia,Semisulchospira,Alocinna,Tiara.Hospes perantara kedua nya adalah ikan air tawar dari genus Cyprinidae. Cacing dewasa hidup pada saluran empedu manusia Ductus choleductus,manusia adalah hospes definitif dari cacing ini. Selain manusia hospes definitif dari cacing Clonorchis sinensis bisa juga hewan-hewan karnifora yang memakan ikan yang terinfeksi meta serkaria Clonorchis sinensis.
Morfologi
Telur
Telur berbentuk oval seperti kendi operkulum besar ,bagian posteriornya menebal dan biasanya ada tonjolan kecil.Telur berisi mirasiduim,ukuran telur 25-35 X 12-19 mikron,dan warna telur kuning.
Larva
Dalam siklus hidupnya setelah keluar dari telur cacing Clonorchis sinensis berkembang berturut-turut menjadi beberapa bentuk larva mirasidium(berenang di air);sporokista,redia,serkaria(dalam tubuh tubuh bekicot);Metaserkaria(dalam tubuh ikan dan hospes definitif).
Mirasidium
Berbentuk oval dan memiliki silia(rambut getar).
Sprokokista
Berbentuk kantong dan mengandung sel-sel germinal .Sel-sel germinal membentuk membentuk sporokista generasi kedua atau redia.
Redia
Berbentuk kantong,memiliki faring yang nyata dan usus rudimenter.Mengandung sel germinal yang akan berkembang menjadi redia generasi kedua atau serkaria.
Serkaria
Berwarna coklat,berekor,memiliki dorsal dan ventral sirip untuk bergerak, bintik mata yang berfungsi sebagai alat sensori,dan kutikula dengan duri-duri kecil.
Metaserkaria
Meta serkaria merupakan stadium larva berbentuk kista berkembang.Kista memiliki dinding yang sangat tebal organ larva seperti bintik mata,ekor dan stiletnya telah hilang.
Cacing dewasa
Cacing pipih berbentuk daun.Bagian posteriornya membulat dan pada integumenya tidak ditemukan duri.Ukuran cacing dewasa 10-25 X 3-5mm.Batil isap kepala lebih besar dari pada batil isap perut.Testis berlobus dalam tersusun membentuk tandem dan terletak dibagian posterior tubuh .Ovarioum terletak dibagian anterior testis pada bagian tengah tubuh .porus genital di depan dakat batili sap perut,uterus berisi telur bermuara pada porus genital.Filtelaria membentuk folikel-folikel lembut dan ter letak di lateral tubuh.
Siklus Hidup
Telur akan menetas dan mengeluarkan mirasidium bila termakan hospes perantara I keong air.Dalam keong air akan berturut-turut berkembang menjadi sporokista ridia I,redia II,dan serkaria.Serkaria keluar keluar dari keong air dan mencari hospes perantara II(famili Cyprinidae).Serkaria menembus hospes perantara dua dan melepaskan ekornya .Dalam tubuh hospes perantara II serkaria membuntuk kista yang disebut metaserkaria(bentuk infektif).Dalam duodenum metaserkaria pecah kemudian mengeluarkan larva dan kemudian masuk kedalam saluran empedu.Setelah satu bulan didalm saluran empedu,larva berkembang menjadi dewasa.
Aspek klinis
Penyakit yang disebabkan oleh cacing Clonorchis sinensis adalah
klonorkiasis.Gejala yang dialami penderita adalah akibat rangsangan mekanik dan sekresi toksin oleh cacing Clonorchis
senensis.pada awal infeksi terjadi leukositosis ringan dan eosinofilia.Apabila terjadi hiper infeksi dari cacing yang banyak maka dapat menimbulkan sirosis,tubuh lemah,ikterus,anemia,berat badan menurun,edema,gangguan pencernaan,rasa tidak enak dibagian epigastrus dan diare.Pada beberapa kasus,penderita meninggal karena daya tahan tubuh menurun drastis sehingga timbul infeksi sekunder sebagai penyakit tambahan.Pada infeksi ringan,prognosis baik walaupun tidak diobati.Pada kasus kronis di daerah hiperendemis,prognosis kurang baik.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukna telur dalam tinja dan cairan duodenum.Pada daerah endemis yang penduduknya gemar memakan ikan mentah,diagnosa klinis dapat diduka apabila penderita mengalami hepatomegali dan hepatitis.Apabila terjadi infeksi lanjutan harus dapat dibedakan denagn tumor ganas dan sirosis hati.
Pengobatan
Obat yang bisa diberikan pada penderita klonorkiasis adalah prazikuantel.pada infeksi ringan dapat diberikan gentian violet,sedangkan pada infeksi berat dapat digunakan klorokuin.
Pencegahan
Pencegahan klonorkiasis yang paling sederhana yaitu memasak matang semua jenis ikan karena stadium infektif Clonorchis sinensis paling banyak terdapat pada ikan.Pada daerah endemis masyarakat dilarang untuk defekasi di sembarang tempat(khususnya di perairan)agar tidak tercemari tinja yang mengandung telur cacing ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar